P r o l o g
Buku Hikmat terdiri atas dua
bagian. Bagian pertama adalah Kitab HIKMAH dan bagian kedua berisi
Kumpulan Artikel Kebangsaan.
Karena dalam bentuk syair, pada bagian pertama atau HIKMAH tidak semua orang akan mudah untuk memahami maksud dibalik kata-kata yang dituliskan, oleh karenanya apabila dirasa membingungkan, penulis menyarankan mereka yang tertarik dengan semangat kebangkitan bangsa untuk melewatinya dulu dan langsung masuk ke bagian kedua yang terdiri dari 10 Artikel.
Karena dalam bentuk syair, pada bagian pertama atau HIKMAH tidak semua orang akan mudah untuk memahami maksud dibalik kata-kata yang dituliskan, oleh karenanya apabila dirasa membingungkan, penulis menyarankan mereka yang tertarik dengan semangat kebangkitan bangsa untuk melewatinya dulu dan langsung masuk ke bagian kedua yang terdiri dari 10 Artikel.
HIKMAH adalah pelajaran kehidupan yang menghasilkan
kebijaksanaan untuk menjalani hidup lebih baik, dengannya hukum sosial
kemasyarakatan bisa dibangun dalam mewujudkan sebuah tatanan kebudayaan
masyarakat yang secara alamiah mendekati kondisi ideal, yaitu masyarakat adil
dan makmur.
Tulisan HIKMAH di bagian pertama tidak disertai
referensi ilmiah karena bukan tulisan ilmiah. Menggunakan banyak bahasa
simbolik yang tidak begitu saja bisa dimaknai secara literal. Untuk itu
diharapkan kepada para pembaca yang ingin mengetahui makna atau pesan yang
disampaikan dibalik tulisan diharapkan untuk bisa menanyakan langsung sehingga
bisa dijelaskan apa adanya sebagaimana yang ada di benak penulis ketika
menuliskannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kesalahan
penafsiran atau terjadinya multi-tafsir yang keliru sehingga berakibat terjadi
kesalahpahaman.
Tujuan diturunkannya HIKMAH adalah
kebangkitan besar bangsa Indonesia yang mampu melahirkan era peradaban baru di
dunia. Hal ini sebagaimana posisi penulisan Kitab Injil yang
berisi intisari dari Kitab Taurat digunakan sebagai
Petunjuk Tuhan dalam membangkitkan kesadaran umat manusia di berbagai wilayah kerajaan Romawi pada masanya sehingga menghasilkan era kebudayaan dan peradaban
baru setelahnya di Eropa yang berpengaruh pada dunia hingga saat ini.
Hal ini sebagaimana Al Quran ketika diturunkan di Jazirah Arab yang “jahiliyah” tiba-tiba menjadi sebuah imperium bangsa yang besar dan berpengaruh kepada tatanan masyarakat dunia saat itu dan hingga kini.
Dengan
dipahaminya intisari Al Quran melalui Hikmah, maka Hikmah
bisa digunakan untuk membangkitkan ruh kesadaran bangsa Indonesia dalam
menjalankan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan cara pandang hidup
bangsa Indonesia sehingga menghasilkan sebuah kebudayaan yang mendasari
lahirnya peradaban baru bagi dunia yang sering diistilahkan dengan Tatanan
Dunia Baru atau The New World Order.
Momentum awal diturunkannya bait-bait HIKMAH adalah
semangat dari semakin dikenalnya situs megalitikum Gunung Padang di kota Cianjur
bagi Dunia sebagai salah satu warisan leluhur kebanggaan bangsa Indonesia. Melihat hal tersebut sebagai salah satu momen kebangkitan bangsa yang besar, rancangan awal diturunkannya Buku
Hikmah diselesaikan dalam tempo yang sangat singkat, yaitu selama 12 hari, dari
tanggal 1 Oktober sampai 12 Oktober 2016 di Jalan M Kahfi, Ciganjur, Jakarta,
mengambil momen dari hari Kesaktian Pancasila dan perayaan hari Puisi atau
Sastra Indonesia 2016.
Berasal dari dialog batin yang
difokuskan kepada Yang Maha Hidup dalam konteks perjalanan spiritual pribadi
sejauh yang dipahami diri dalam proses pencapaian hidup selama ini, akhirnya
edisi pertama sebagai buku diselesaikan di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
pada tanggal 14 Februari 2017.
Hasil dari tanya jawab olah
pikir dan rasa inilah yang menjadi tema dalam tulisan-tulisan Hikmah, menjadi
esensi atau intisari dari pesan yang ingin disampaikan melalui 12 + 1 syair yang
terdiri atas bait-bait, sebagai berikut:
1. Bangsa Indonesia - 52 Bait
2. Sujud - 30 Bait
3. Peringatan - 28 Bait
4. Para Pemberi Peringatan - 45 Bait
5. Kepemimpinan yang Nyata - 50 Bait
6. Keterhubungan - 30 Bait
7. Pertolongan - 36 Bait
8. Nasehat - 28 Bait
9. Akhir Jaman - 50 Bait
10. Kitab Kehidupan - 22 Bait
11. Kisah para Utusan - 26 Bait
12. Wahyu Penutup - 17 Bait
2. Sujud - 30 Bait
3. Peringatan - 28 Bait
4. Para Pemberi Peringatan - 45 Bait
5. Kepemimpinan yang Nyata - 50 Bait
6. Keterhubungan - 30 Bait
7. Pertolongan - 36 Bait
8. Nasehat - 28 Bait
9. Akhir Jaman - 50 Bait
10. Kitab Kehidupan - 22 Bait
11. Kisah para Utusan - 26 Bait
12. Wahyu Penutup - 17 Bait
13. Kidung Sendu Arya -
16 Bait
Totalnya terdiri atas 430 Bait,
sehingga apabila dijumlahkan dengan 6236 Ayat dalam Al Quran menjadi 6.666.
Sebuah susunan angka yang menyimbolkan proses
kehidupan manusia. Pertama dari tanah atau tiada, kedua berada dalam kandungan,
ketiga hidup sebagai manusia dari bayi sampai ajal menjemput, kemudian keempat
memasuki alam akhirat sebagai proses terakhir jiwa manusia sebelum kembali
kepada Tuhannya.
Mengenai isi dari tulisan
Hikmah, kembali menegaskan bahwa tulisannya diterima sebagai sebuah Ilham yang masuk kedalam dada, akan membantu pembacaan dan
pemahaman terhadap Kitab Suci terutama Al Quran dan Alkitab serta
Bhagawad Gita dan Sutta.
Apabila dikristalisasi maka HIKMAH dalam pembangunan negeri adalah aplikasi Pancasila sebagai dasar negara atau cara pandang hidup bangsa Indonesia yang isinya mencakup keseluruhan nilai-nilai luhur dari semua tanah di Nusantara.
Apabila dikristalisasi maka HIKMAH dalam pembangunan negeri adalah aplikasi Pancasila sebagai dasar negara atau cara pandang hidup bangsa Indonesia yang isinya mencakup keseluruhan nilai-nilai luhur dari semua tanah di Nusantara.
Khusus untuk bagian kedua yaitu Kumpulan Artikel, menyadari adanya keterbatasan
sudut pandang yang mengarah pada kemungkinan pandangan subjektif atas wawasan
yang ada, apabila ada sesuatu yang dianggap tidak tepat dalam penyampaian,
dimohon kepada para pemberi jalan petunjuk untuk memberikan saran dan masukan
yang lebih membangun.
Dari masa ke masa telah
terbuktikan, bahwa wilayah yang terpecah belah penduduknya rentan terhadap
kehancuran dan sebaliknya wilayah yang kokoh dan bersatu bisa menjadi kekuatan
besar untuk memungkinkan terjadinya sesuatu yang hebat bagi sebuah bangsa.
Keragaman atau perbedaan yang
ada di Indonesia, yaitu agama, suku, ras, dan golongan-golongan bisa berakibat
baik sebagai Rahmat dari Tuhan yang Maha Kuasa atau sebaliknya. Tanpa Pancasila
sebagai cara pandang dan kekuatan yang menaungi kehidupan bangsa Indonesia
untuk hidup dalam kerukunan dan persatuan serta kesatuan akan sulit bangsa ini
bisa bertahan.
Namun, apabila nilai Pancasila
bisa dihidupkan dalam tata pemerintahan, perekonomian, dan pendidikannya, maka
negeri ini akan bangkit dan berjaya dari keterpurukannya menjadi sebuah bangsa
yang besar dan dikagumi oleh segala bangsa.
Berdasarkan idealisme tersebut HIKMAH yang diturunkan dalam bentuk aksara dan bahasa yang berasal dari akar bahasa Indonesia berisi konsep-konsep sederhana yang bisa berakibat perubahan yang luar biasa besar ketika diaplikasikan.
Untuk bisa diaplikasikan,
diperlukan kesadaran dan pemahaman akan HIKMAH sampai kepada setiap rumah
dan keluarga di Indonesia. Tujuannya agar di tahun 2019 kita bisa memilih para
pemimpin di Lembaga Eksekutif maupun Legislatif seluruhnya, yaitu 700an manusia
Indonesia terbaik yang sungguh-sungguh memahami dan menjalankan nilai Pancasila
sebagai petunjuk dari Yang Maha Kuasa dalam membangun dan mensejahterakan
negeri sebagaimana Visi dan Misi yang terdapat di Pembukaan UUD 45.
Kita membutuhkan pondasi perubahan
yang sangat mendasar dalam memandang kehidupan untuk membangun sebuah
kebudayaan bangsa yang adiluhung. Dimulai dari diri sendiri, keluarga, tatanan
masyarakat terkecil, sampai akhirnya tatanan negara sebagai tatanan paling luas
bagi sebuah bangsa.
Pondasi utama itu adalah nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kepemimpinan, dan Keadilan Sosial. Dengannya
semua rakyat dalam perikehidupannya berkhidmat kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga RahmatNya turun di bumi pertiwi.
Sebagaimana yang ditulis dalam
artikel-artikelnya, apabila konsepnya dijalankan, maka hanya dalam waktu 5
tahun kepemimpinan, yaitu dari tahun 2019 sampai dengan 2024, Indonesia akan
menjadi bangsa yang adil dan makmur untuk mencontohkan kepada dunia tata
kehidupan berdasarkan Petunjuk Tuhan dari masa ke masa. Bangsa yang diibaratkan
sebagai Mercusuar Dunia yang menerangi di kala gelap sehingga terbit fajar
peradaban baru bagi seluruh umat manusia.
Semoga bangsa Indonesia
menginsyafi perlunya kembali kepada semangat Pancasila dan UUD 45, menyalakan
kembali ruh dan semangat yang telah menghidupkan dan mempersatukan negeri ini
pada awal kebangkitannya, sebuah semangat yang memberikan harapan dan keyakinan
yang besar bagi bangsa ini untuk bisa menjadi bangsa pemenang. Bukan atas dasar
kekuasaan, melainkan menjadi bangsa di atas segala bangsa karena penghormatan
yang tulus dari berbagai bangsa dan umat manusia sebagai Rahmat yang diberikan
oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Terakhir, apabila Anda
terinspirasi dengan apa yang disampaikan, silakan memperbanyak materi dan
menyampaikan kabar berita ini kepada segenap keluarga, kerabat dekat, tetangga
dan rekan-rekan di tempat bekerja. Perubahan besar yang dijanjikan ini hanya
akan terjadi apabila semakin banyak yang mengetahui dan mendukungnya di seluruh
penjuru Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Demikian yang ingin disampaikan dalam prolog
ini, akhir kata: “Selamat membaca!”
Merdeka!
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar