Selasa, 14 Maret 2017

1:4 Kelalaian terhadap Akhirat



1:4 Kelalaian terhadap Akhirat

Mereka tidak meyakini kehidupan setelah kematian,
sehingga terlalaikan.

Matanya melihat yang tampak,
tetapi mata jiwanya tidak melihat di baliknya.

Padahal dulu mereka tidak ada
dan menjadi ada hanya karena kehendakNya.

Apabila Dia berkehendak
menjadikan kehidupan setelah kematian
bukankah itu adalah perkara yang mudah bagiNya?

Yang menjadikanmu dari tidak ada
bukankah berkuasa menghidupkan kembali setelah matinya?

Ya tentu,
Tuhanmu Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak.

___


Penjelasan:

Salah satu faktor utama yang melalaikan manusia dari dorongan untuk menjalani hidup dengan baik dan benar adalah kesadaran mengenai akhirat. Akhirat diantaranya bisa diartikan sebagai pembalasan, setiap perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan dan sebaliknya, perbuatan buruk akan mendapat balasan keburukan.

Kesadaran tentang adanya hukum tanam dan tuai ini banyak hilang dari masyarakat kita, cara pandang atas gaya hidup yang instan membuat semua kejadian dalam hidup dilihat hanya dalam jangka waktu yang pendek saja.

Kejadian-kejadian yang terjadi setelah sebuah perbuatan dilakukan tidak dievaluasi keterhubungannya agar bisa dijadikan bahan pelajaran dan peringatan untuk tidak melakukan kesalahan atau kelalaian yang sama.

Misalnya seorang pengusaha muda yang bertengkar dengan ibunya dan mengucapkan kata-kata yang kasar. Setelah kejadian itu, bertahun kemudian usaha yang dibangunnya tiba-tiba bangkrut. Untuk bisa naik dan berjaya kembali susah sekali, sampai akhirnya seorang teman menyarankan untuk pulang kampung dan meminta ampun atas kesalahan-kesalahan kepada ibunya.

Pengusaha ini pun pulang, dan dengan berderai air mata memohon maaf kepada ibunya. Ibunya memaafkan, dan setelah pulang dari kampungnya, perlahan usaha yang baru dibangun mulai bergerak maju dan bisa lagi menghasilkan keuntungan biarpun tidak sebesar usaha sebelumnya, tetapi sangat disyukuri olehnya.

Secara logika kasat mata, apa hubungan antara kesalahan kepada orang tua dan bisnis? Inilah makna dari bait di atas tentang "mata jiwa yang melihat di baliknya." Bahwa ada hubungan atas segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan kita walaupun tampaknya secara logika pikiran yang sederhana, tidak ada.

Lebih lanjut bait di atas bercerita juga tentang manusia yang sebelumnya tidak ada, siapapun Anda, sebelum tanggal lahirnya itu tidak ada di dalam kehidupan, tidak ada di garis waktu.

Dalam suatu proses yang panjang disertai berbagai kemungkinan untuk tidak terlahir, Anda akhirnya ada di bumi. Entah berapa juta kemungkinan yang terjadi dalam kelahiran Anda, dari milyaran sperma yang dihasilkan Ayah, Anda-lah yang terpilih untuk jadi manusia.

Karenanya, memandang kemungkinan yang tidak terbatas untuk kelahiran sebagai manusia, maka bukankah kelahiran kembali setelah kematian pun bisa saja terjadi? Ya, bisa terjadi. 

Alam akhirat setelah kematian ibarat jiwa yang memasuki alam mimpi, apabila selama hidup kita sudah ditunjukan kemungkinan adanya alam akhirat melalui adanya mimpi, maka setelah kematian boleh jadi kita masuk ke dalam dunia mimpi yang tidak lagi bisa terbangun karena badan jasad sudah mati.

Ketika itu masa pembalasan terjadi, karenanya pesan dari bait di atas adalah untuk mawas diri atau "eling" selalu tentang siapa diri, darimana dulu berasal dan kemana kita akan pergi setelah kematian kita. Pada akhirnya, hanyalah perbuatan baik yang banyak, yang memungkinkan kita selamat, baik semasa masih hidup di dunia, maupun setelah kematian kita.



Akhirat bisa dipahami dengan jiwa yang "melihat"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar