Selasa, 14 Maret 2017

1:2 Kebangkitan


1:2 Kebangkitan

Telah jatuh tanah ini,
menjadi tanah terjajah dan tanah para budak.

Setelah itu akan dibangkitkan dan ditinggikan.
Mudah-mudahan dalam beberapa tahun yang dekat.

Apabila peringatan didengarkan, diikuti, dan berita gembira disyukuri.
Penduduknya bertaubat kepada Tuhannya
serta menetapi petunjukNya.

___





Penjelasan Syair:

Bait ini adalah tentang Kebangkitan Besar bangsa Indonesia dari yang sebelumnya terjajah atau bangsa budak. 

Diistilahkan budak karena biarpun sudah merdeka tetapi kehidupan rakyatnya masih didominasi kekuatan asing dan kekayaannya yang berlimpah belum bisa digunakan untuk mewujudkan sebuah perikehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera karena dikuasai hanya oleh segelintir orang.


Hal ini sebagaimana Nabi Musa membebaskan bani Israil dari perbudakan di Mesir dan Isa Al Masih yang membebaskan bangsa-bangsa dari penindasan bangsa Romawi yang tiran dan memunculkan Era Romawi Baru (Times New Roman) yang melandaskan pemerintahan pada ajaran Kasih Ketuhanan dan Kemanusiaan.


Karena perubahan ini, bangsa Romawi yang sudah menjelang kehancuran kemudian bisa bertahan sampai 600an tahun kemudian sebelum pecah menjadi kerajaan-kerajaan di Eropa.

Demikian juga dengan Muhammad Rasulullah SAW, melalui kepemimpinannya, atas Petunjuk Yang Maha Kuasa menjadikan Jazirah Arab yang sebelumnya bangsa "jahiliyah" menjadi bangsa yang besar. 


Maka bangsa Indonesia boleh berharap bahwa kedatangan Satria Piningit, Ratu Adil, atau apapun istilahnya disebut, yang dikenal di Islam sebagai Imam Mahdi atau Pemimpin yang Memandu dengan Petunjuk bisa menjadikan bangsa Indonesia bangsa di atas segala bangsa pada masa akhir jaman ini. 

"Mudah-mudahan dalam tahun yang dekat" 

Adalah harapan dimulainya perubahan besar terjadi di tahun 2019 yang sudah dekat dengan terpilihnya 700an Pemimpin Indonesia yang baik dan benar, yaitu mereka yang memiliki Hikmat dan Kebijaksanaan dari Tuhan dalam memimpin. (Mengenai ini bisa dibaca uraiannya di Bagian Kedua: Kumpulan Artikel Hikmat)

"Penduduknya bertaubat" 

Adalah kembali kepada nilai luhur bangsa yang dikristalisasi sebagai cara pandang bangsa sejak Indonesia merdeka, yaitu Pancasila. 


Pancasila yang sebelumnya diperkenalkan dengan istilah Piagam Jakarta bertujuan untuk mengulangi atau mencontoh kepada Piagam Madinah yang dulu ditetapkan oleh Muhammad Rasulullah pasca hijrah ke Madinah dari Makkah.


Piagam Madinah dikenal sebagai Piagam pertama di dunia tentang kesetaraan umat manusia diluar dari latar belakang suku, agama, ras, dan golongan yang berbeda-beda.


Beratus tahun kemudian, Piagam Madinah menjadi contoh atau inspirasi bagi penulisan Piagam PBB dan sebelumnya Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

Pesan dari Piagam Madinah adalah Islam yang bukan sekedar agama tetapi sebuah konsep tatanan masyarakat yang madani. 

Demikianlah, Pancasila bukan agama tetapi menaungi kehidupan berbagai agama dan kepercayaan yang berbeda-beda untuk hidup rukun dan damai dalam ikatan persatuan, kesatuan, dan gotong royong, sebagaimana Piagam Madinah dulu.

Lebih lanjut, sehubungan dengan nilai Pancasila, makna bertaubat berarti juga meninggalkan gaya hidup yang individualis dan materialistis, kembali kepada kesederhanaan dan gotong royong sebagai landasan utama tercapainya kemakmuran bangsa dalam hal perekonomian.

Bagi penulis, secara esoteris, ada makna simbolis dari penetapan nama Piagam Jakarta, bahwa sedari awal Jakarta atau yang dulunya dinamai Jayakarta memang "diniatkan" untuk menjadi kota suci bagi dunia sebagaimana kota Jerusalem.


Monas sebagai simbol dari Mercusuar Dunia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar