Selasa, 14 Maret 2017

1:14 Tanda-tanda Kekuasaan Tuhan



1:14 Tanda-tanda Kekuasaan Tuhan

Diantara tanda-tanda kekuasaanNya
adalah asalmu dari tanah,
menjadi banyak,
dan kalian berkembang biak,
dari sepasang suami istri.

Diantara tanda-tanda kekuasaanNya
yang ada padamu
adalah keluargamu
sebagai tempat untuk mendapatkan ketenangan,
saling mengasihi,
dan saling menyayangi.

Diantara tanda-tanda kekuasaanNya
yang ada di bumi
adalah terjadinya kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,
berbeda adat dan kebudayaannya,
berbeda bahasa dan warna kulitnya,
sementara kalian sadari bahwa kalian adalah sama.

Maka demikianlah Aku adalah Esa.


___


Penjelasan syair:
Ketika disampaikan dalam Kitab bahwa kita berasal dari Adam dan Hawa sebagai sepasang suami dan istri, maka hingga kini pun manusia berasal dari Adam dan Hawa yang adalah orang tua kita sendiri.

Ayah dan Ibu yang hidup dan bisa menghasilkan sperma serta ovum karena makanan yang berasal dari tanah menjelaskan asal keberadaan kita "dari tanah" itu seperti apa. Hikmahnya adalah rasa kesamaan antara semua manusia, bahwa tidak ada satu manusia pun lebih baik dari yang lainnya, semua sama asalnya dari sperma dan ovum. Semua sama awalnya tidak ada dalam bentuk unsur hara tanah atau saripati tanah yang mendapat cahaya matahari di daun sehingga bisa diproses menjadi bahan makanan.

Dari tumbuhan unsur pembentuk kita sebagian masuk ke dalam tubuh binatang ternak yang kita makan. Lalu apa yang menjadikan kita hendak menyombongkan diri atas sesama kita dan alam?

Yang membedakan kita dari tumbuhan dan binatang pada umumnya adalah keluarga kita sendiri. Ketika dalam keluarga kita merasakan begitu indah kasih sayang yang dibangun antara pasangan suami istri dan anak-anak yang dilahirkan.

Hidup bersama dalam rukun dan kasih sayang, tempat utama untuk pulang dan mendapatkan ketenangan. Itulah tanda yang besar akan adanya kekuasaan Tuhan dalam diri kita. Itulah karunia yang teramat besar yang mesti dijaga dan disyukuri sebaik-baiknya.

Kemudian satu tanda keagungan Tuhan lainnya adalah terjadinya umat manusia menjadi berbagai bangsa dan bahasa, beragam suku dan adat istiadat. Semua itu karena tanah yang berbeda yang dipijak, dan udara yang berbeda karena iklim yang berlainan sehingga menghasilkan budaya yang berbeda dan keragaman fisik yang berlainan. Padahal semua sama, semua sama disinari sinar matahari yang satu, udara yang berisi O2 yang dibutuhkan untuk hidup, makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar, dan semua kesamaan mendasar lainnya.

Karenanya yang mesti dijadikan pelajaran adalah, dibalik setiap perbedaan kulit atau syariah, kita semua pada hakikatnya adalah sama secara isi. Jiwa kita sama-sama memiliki perasaan suka disayangi dan ingin saling menyayangi. Memahami ini tidak ada alasan lain bagi kita untuk menolak ajakan berbuat baik dan saling berkasih sayang antara segenap manusia di dunia.

Dengan kesadaran ini, maka segala perbedaan yang ada bukan menjadi jurang permusuhan atau sumber perebutan kepentingan. Tetapi segala perbedaan diarahkan agar bermanfaat bagi semua, bersyukur kita mnemiliki perbedaan karena jika tidak, betapa membosankan hidup ini.

Demikianlah perbedaan sebagai tanda yang besar dari adanya kekuasaan Tuhan yang melingkupi hidup kita dalam kesadaran jiwa yang satu. Dengannya kita meyadari bahwa benarlah Dia Maha Esa. Hanya ada satu Tuhan dalam kehidupan manusia yang disembah dengan berbagai tata cara peribadatan dan namaNya disebut dengan berbagai nama yang agung bagi manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar